+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
02 September 2021 WIB


Menormalkan Kolong ala Yuant Tiandho, Dosen Fisika Universitas Bangka Belitung


Merawang, UBB-- Kolong bekas penambangan timah ternyata tak perlu waktu lama untuk kembali aman di konsumsi, kolong bagi Yuant Tiandho dapat distabilkan keasamannya secara cepat. Dengan sejumlah penelitian yang dilakukannya, dosen muda lulusan Strata dua Fisika Institut Teknologi Bandung ini yakin bahwa persoalan lingkungan penambangan ini dapat diatasi.

Secara teori bisa dilakukan lewat teknologi Electrocoagulation, dimana sejumlah plat bermuatan arus listrik dapat dibenamkan di air kolong, plat ini cukup ditenagai oleh teknologi panel matahari, jadi lebih efektif, paparnya.

Dijelaskannya, plat-plat tadi akan membuat polutan yang berada di dalam air kolong akan berbusa sehingga naik ke permukaan air, ini akan mudah diambil dengan peralatan seadanya.

Teknologi inilah yang rupanya berhasil membawa tiga orang mahasiswi Universitas Bangka Belitung berhasil meraih Gold Medal dalam ajang internasional World Invention Creativity Olympic (WICO), di Seoul Korea Selatan baru-baru ini.

Proyek berjudul "Fish Farming in Post-Tin Mining Ponds using Solar-Powered Electrocoagulation Technology yang digarap oleh Fadilah Ramadhani dan Lizia Miratsi mahasiswi Jurusan Fisika dan Liza Fadhillah mahasiswi jurusan Teknik Elektro sukses mengharumkan nama Universitas Bangka Belitung di kancah internasional untuk tahun ini. 

Yuant selaku dosen pembimbing patut berbangga. Sukses tahun ini ibaratnya menggenapi sukses tahun sebelumnya, tahun lalu mahasiswa bimbingannya juga meraih medali emas di even Japan Design & Invention Expo 2020 sekaligus perak di International Science and Invention Fair 2020.

Di usianya yang ke-30, kecintaan pada fisika bagi dosen muda kelahiran Seputih Banyak Lampung ini rupanya sudah sejak Sekolah Menengah Atas. Sejumlah olimpiade fisika tingkat Sumatera bagian Selatan dan even semacam sudah dijajalinya, bahkan hingga menempuh Sarjana pada Prodi Fisika di Universitas Lampung. 

Pun ketika bergabung dengan Universitas Bangka Belitung pada 2016 lalu, kecintaannya pada dunia penelitian semakin berkembang dan bervariasi.

Berkat ragam penelitian yang banyak dipublikasikan itu, tak ayal pada pemeringkatan versi SINTA tahun ini, beliau berada pada posisi puncak se Universitas Bangka Belitung.

Saya tidak begitu suka hal-hal yang monoton, kalau saya melakukan penelitian akan mendapatkan sesuatu hal yang baru, ada masalah-masalah baru, akunya ketika ditanya alasan suka meneliti. 

Hal-hal baru itulah yang mampu merangsang nya untuk terus melakukan riset di kampus Peradaban.

Fokus pada permasalahan di Bangka Belitung, menurutnya isu-isu tentang perairan bekas lahan tambang menarik untuk diteliti. Sebab, genangan air atau kolong_warga lokal biasa sebut_eks tambang menyimpan kadar asam dengan pH rendah. Ditenggarai ada banyak logam berat di dalamnya. Bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menetralkan keasaman ini agar kadar air kembali normal sehingga makhluk hidup dapat memanfaatkannya.

Selain isu itu, Yuant juga memikirkan tentang bagaimana membuat teknologi yang mampu menyediakan listrik bagi pulau-pulau terpencil di Bangka Belitung. Menurutnya, sebagai daerah kepulauan, ketersediaan listrik yang merata tentu saja menjadi persoalan besar.

Namun fokus terbesarnya adalah pada teknologi nano material. Ini sesungguhnya material dengan struktur dan dimensi yang super kecil berkisar antara 1-100 nm. Bertanya ke beliau tentang ini bisa panjang lebar. Yang pasti menurutnya, teknologi nano material ini bisa dimanfaatkan sebagai pengolah limbah nantinya, apakah limbah dari berbagai produk industri seperti pengolahan kelapa sawit, tapioka atau bekas tambang.

Baginya pulau Bangka dan Belitung sesungguhnya dikarunia oleh beragam mineral yang berharga, umumnya disebut mineral rare earth atau Logam Tanah Jarang (LTJ). Selain Timah, berbagai jenis LTJ rupanya terhampar di bumi Serumpun Sebalai ini. Logam-logam ini banyak dipergunakan dalam pembuatan Smartphone, Sensor, Super Konduktor dan teknologi kemiliteran. 

Sudah sepatutnya, kita Bangsa Indonesia turut aktif dalam pengolahan berbagai sumber daya alam di negeri ini, termasuk mineral-mineral yang tersebar di Bangka Belitung, agar dapat menjadi bangsa yang maju dan mandiri, tegasnya.

Ditengah tantangan pemenuhan fasilitas alat laboratorium yang mendesak, harapannya seolah tak pernah pupus untuk selalu menularkan semangat meneliti kepada mahasiswa-mahasiwanya. 

Semangat ini seolah selaras dengan filosofi hidupnya yang selalu menebar manfaat.

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang mampu memberi manfaat bagi sesamanya, ucapnya. * (Iksander/red)



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi